Senin, 01 Oktober 2012

BATMAN

BATMAN DARI MASA KE MASA

1. Lewis Wilson : 1943
Film serial TV ini di sutradarai oleh Lambert Hillyer dan dibuat sebanyak 15 episode. yang berperan  sebagai Robin adalah Douglas Croft








2. Robert Lowery  : 1949
Film serial TV ini di sutradarai oleh Spencer Bennet dan dibuat juga sebanyak 15 episode. yang berperan  sebagai Robin adalah Johnny Duncan









3. Adam West  :  1966
“KAPOW!”, “ZOK!”, “WHAP!”, “BIFF!”, “POW!”. Ah, siapa yang bisa lupa dengan tulisan-tulisan yang muncul saat Batman (diperankan Adam West) dan Robin (Burt Ward) menghajar musuh-musuhnya. Bagi generasi 1990-an, Batman versi Adam West ini tumbuh bersama mereka, menjadi tontonan favorit waktu kecil. Aslinya, serial Batman ini diputar di stasiun TV ABC di AS sepanjang dua setengah musim tayang dari 12 Januari 1966 sampai 14 Maret 1968 dengan total 120 episode. Batman era 1960-an sengaja dibuat norak dan colourful karena memang ditujukan sebagai tontonan anak. Waktu menontonnya dulu memang sangat pas jadi tontonan sore hari di RCTI. Ditonton lagi sekarang via You Tube, misalnya, meninggalkan kesan nostalgik bikin senyum-senyum sendiri. Apalagi bila Anda mungkin ingat betapa Robin selalu berseru begini: “HOLY …!”

4. Michael Keaton : 1989 - 1992 (Batman & Batman Returns)
Sutradara nyentrik Tim Burton datang di saat tepat mengangkat Batman ke layar lebar. Di penghujung 1980-an itu, kisah Superman di layar lebar sudah tamat ketika Superman IV: Quest for Peace (1987) terasa konyol, diemohi penggemar maupun kritikus film. Sementara itu, beberapa tahun sebelumnya Batman menemukan momentumnya di komik lewat komik The Dark Knight Returns yang dibuat Frank Miller. Komik Batman seri itu mendefenisi ulang komik superhero bukan lagi sebagai bacaan anak dan remaja, tapi selayaknya bacaan dewasa. Burton hadir dengan semangat menyuguhkan Batman yang lebih kelam, bukan lagi norak seperti serial TV-nya dulu. Batman, superhero dengan masa lalu orangtuanya dibunuh di depan matanya ketika kecil, pastilah bukan sosok norak seperti digambarkan Adam West. Kostum Batman dipilih hitam-hitam, bukan lagi ungu. Batman versi Burton memang gelap, kelam, bernuansa gothic. Perseteruan Batman dengan Joker (diperankan Jack Nicholson) di film ini kemudian hari hanya bisa ditandingi The Dark Knight.


5. Val Kilmer : 1995  (Batman Forever)
Selepas Tim Burton, Batman jatuh ke tangan Joel Schumacher, sutradara yang sinarnya berpendar terang di tahun 1990-an. Batman Forever adalah buah karya Schumacher. Di , film Batman pertamanya, sang manusia kelelawar masih menyisakan trauma pada masa lalunya. Sosok Batman di tangan Val Kilmer terlihat seperti seorang yang pendiam, introvert. Tapi, Batman versi Schumacher juga Batman yang riuh. Selain Batman/Bruce Wayne ada 2 musuhnya: Riddler (Jim Carrey) dan Two-Face (Tommy Lee Jones), plus Dr. Chase Meridan (Nicole Kidman) psikolog yang tak tahu harus memilih Buce Wayne atau Batman serta Robin (Chris O’Donnell), mitra Batman. Bedanya dengan Batman rasa Burton, Batman rasa Schumacher ini terlihat seperti sebuah karya musikal yang riuh, penuh warna, sekaligus funky.Namun karena riuh itu Batman yang ini terasa sekali dibuat hanya untuk mengeruk uang, tanpa bermaksud mengeksplorasi lebih jauh hikayat Batman lebih dalam. Masih untung Schumacher masih membuat tontonan yang asyik di tengah keriuhan itu.


6. George Clooney  : 1997 (Batman and Robin)
Film ini punya semuanya. Joel Scumacher yang sekali lagi dipercaya membuat hikayat Batman di layar perak mendapat bintang-bintang jempolan masa itu. Ada George Clooney, Arnold Schwarzenegger, Chris O’Donnell, Uma Thurman, juga Alicia Silverstone. Sayang semuanya tak bisa menyelamatkan naskah yang buruk, plus desain produksi yang lebih buruk lagi. Pangkal soalnya terletak pada niatan Schumacher yang tak lagi ingin menampilkan Batman sebagai sosok kelam dengan masa lalu traumatis. Batman berwujud Clooney adalah sosok yang ceria.Charming hingga ke tulang sumsum. Mengingatkan kita pada sosok Batman versi Adam West. Tapi, bila Batman versi West terasa pas di zamannya yang norak, Batman versi Clooney yang ikut-ikutan norak malah terlihat konyol (jangan lupa kostum Batman yang pakai ornamen puting!). Schumacher mengembalikan Batman jadi tontonan anak-anak. Kita, yang sudah dewasa, tentu ogah nonton film norak macam begitu.

7. Christian Bale  :  2005 - 2012 (Batman Begins,  the Dark Knight, dan the Dark Knight Rises)
Batman versi sutradara Christopher Nolan ini menurut saya bakal jadi sebuah fenomena kultural era 2000-an. Pertama menontonnya di bioskop waktu filmnya edar, saya sekadar bilang filmnya bagus. Membuat kita lupa hampir sepuluh tahun sebelumnya superhero ini pernah dibuat jadi konyol oleh Joel Schumacher. Nolan yang menceritakan ulang kisah Batman mulai dari awal seolah bentuk permintaan maaf Hollywood pada superhero yang dicinta banyak orang itu. Ya, hanya sebatas itu kesan saya. Apalagi aksi Batman yang saya rasa kurang, menambah sedikit nilai minus saat pertama menontonnya. Namun, menontonnya lagi belum lama ini, kesan saya berubah. LewatBatman Begins, Nolan sejatinya sedang mengisahkan sebuah pondasi kisah besar, sebuah hikayat epik, yang memuncak di The Dark Knight dan diakhiri dengan tontonan epik The Dark Knight Rises. Seperti halnya trilogi film-film legendaris macam trilogi pertama Star Wars, The Godfather, atau The Lord of the RingsBatman Begins adalah sebuah awalan yang sempurna.
       Film superhero terbaik yang pernah dibuat? Buat saya, iya. Tapi, sejatinya, menggolongkan The Dark Knight (TDK) sebatas film superhero rasanya tak tepat. TDK lebih tepat sebuah film aksi realis atawa crime opera dalam tradisi Heat-nya Michael Mann? Atau film filsafat nihilisme, anarkisme dan chaos? Semuanya betul. Hebatnya Nolan, tema berat begitu disuguhkan jadi tontonan asyik dalam balutan pop yang cerkas Terlebih penampilan Heath Ledger sebagai Joker yang membuatnya abadi, bakal dikenang sepanjang masa. Syahdan, jadilah TDK film yang sepatutnya mendapat Oscar—ditengarai film ini membuat penyelenggara Oscar mengubah aturan main, memberi tempat bagi lebih dari 5 film di kategori Film Terbaik. Meski juri Oscar tampak canggung menerima film superhero blockbuster dideretkan dengan film drama, penonton film di seluruh dunia tampaknya sepakat: inilah film terbaik Batman yang pernah dibuat—mungkin sampai mereka menyaksikan pamungkas trilogi Batman versi Nolan The Dark Knight Rises yang tayang mulai 20 Juli ini.

(sumber : http://www.tabloidbintang.com)

 

By : Fahry  bin Nurdin (2012)

3 komentar: